ILMU AKHLAK
“Pengertian, Dasar dan Tujuaanya”
A. Pengertian Ilmu Akhlak
Ilmu akhlak adalah ilmu
yang membahas seputar akhlak baik dan buruk serta sifat terpuji dan
tercela, berikut sifat-sifat yang harus diperkuat atau dihilangkan. Ilmu
akhlak berbicara tentang sifat-sifat, semisal kedermawanan atau
kekikiran, keberanian atau kepengecutan, yang muncul dan hilang
berdasarkan ikhtiar kita atau yang dapat dikendalikan manusia. Secara lebih singkat lagi ilmu akhlak didefinisikan sebagai pengenalan terhadap kemuliaan akhlak dan ketercelaannya.
Ilmu Akhlak menuntun manusia untuk
berbuat baik dan bagaimana melakukannya, selain itu juga agar manusia
dapat menghindari sifat-sifat buruk. Dapat diketahui di sini bahwa
sasaran atau objek pembahasan ilmu akhlak adalah menilai baik dan buruk,
benar dan salah, pantas dan tidak pantas, serta mana yang harus dan
mana yang tidak boleh dari segala sifat atau tindakan manusia yang
dilakukan dalam keadaan sadar.
Dengan demikian, Ilmu Akhlak memuat dua pesan penting bagi manusia guna mencapai kebahagian lahir dan batin.Ilmu
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara
yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia
lahir dan batin.
Ilmu Akhlak adalah ilmu pengetahuan yang
memberikan pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan manusia dan
menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan
mereka.
B. Dasar-dasar Ilmu Akhlak
Menolong orang lain, suka memberi, adil,
dermawan, mengapa beberapa perbauatan tersebut dinilai sebagai kebaikan?
Dan mengapa juga kebohongaan, kezaliman, kekerasan dinilai sebagai
keburukan? Untuk menjawab pertanyaan yang muncul tersebut harus dijawab
dengan argumen yang kuat dan mempunyai dasar.
Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai
baik dan buruk, mempunyai dasar-dasar yang jelas. Pada pembahasan
sebelumnya sudah disebutkan bahwa ada ilmu yang membahas dan meberikan
klarifikasi pada persoalan baik dan buruk, itulah Ilmu Akhlak. Tentunya
ilmu tersebut mempunyai dasar. Adapun dasar-dasar Ilmu Akhlak adalah
sebagai berikut:
Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) Ilmu
Akhlak yang pertama, hal ini dinilai karena keontetikannya yang lebih
tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain. Mengingat al-Qur’an
merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya untuk
dijadikan sebagai dasar atau asas. Walau nantinya ada beberapa perangkat
yang diperlukan untuk mendukungnya. Dan tidak akan dibahas di sini,
karena ada ilmu khsusus yang membahasnya.
Nilai-nilai yang ditawarkan oleh
al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah
dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan.
Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan penafsiran.
Sehingga untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk kepada al-Hadits (
sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua dasar tersebut pada persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disimpaikan oleh al-Qur’an.
- Al-Hadits
Asbabul Wurud suatu hadits
berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan oleh Nabi karena seorang
sahabat bertanya kepadanya, karena Nabi menegur seorang sahabat, karena
peringatan dan penjelasan Nabi terhadap al-Qur’an.
Dalam riwayat Aisyah pernah ditanya oleh seseorang tentang akhlak Nabi. Aisyah menjawab akhlak Nabi adalah al-Qur’an. Dengan demikian, Nabi merupakan interpretasi yang hidup terhadap al-Qur’an. Karena segala ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah), dan penetapan (Taqririyah) merupakan sebuah wahyu dari Allah, dan apa-apa yang datang dari Nabi senantiasa terjaga. Dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an dan al-Hadits berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Di dalam al-Qur’an terlah dijelaskan bahwa Nabi itu peribadi yang agung. Karena memang pada dirinya terdapat sebuah suri tauladan yang baik.
Keistimewaan tersebut, tidak hanya diakui oleh umat Islam saja, akan
tetapi non-muslimpun mengakui hal tersebut. Dalam sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Machael H. Hart tentang 100 tokoh yang paling
berpengaruh dalam sejarah, dia menyatakan bahwa Nabi Muhammad menduduki
posisi pertama.
Jelaslah bahwa tidak ada kecacatan dalam peribadi Nabi, karena memang
tugas diutusnya beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak.
- Al-Aqlu (Akal)
Salah satu angerah Tuhan kepada manusia
yang menjadi esensi dari dirinya adalah akal. Dengannya manusia dapat
berfikir secara rasional, membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Jika manusia dimuliakan oleh Allah karena
mempergunakan akalnya dengan baik, maka Allah akan memberikan ganjaran
atas perebuatan baik yang telah dilakukan. Kedudukan manusia di mata
Allah akan melebihi Malaikat apabilah mereka dapat menggunakan potensi
yang telah diberikan dengan baik. Dan begitu pun sebaliknya, orang yang
tidak menggunakan potensinya dengan baik, maka derajatnya lebih rendah
dibandingkan dengan binatang.
Mereka yang dapat selamat dari kesesatan
adalah orang-orang yang senantiasa mempergunakan akalnya dengan baik.
Kita lihat orang-orang yang tercerahkan sebelum datangnya al-Qur’an, apa
yang mereka jadikan dasar, tidak lain adalah akal mereka. Apakah
Phytagoras, Anaximenes, Aristoteles, Plato, Socrates, Plotinus, dan
beberapa filsuf lainnya berpegang teguh dan senantiasa mengamalkan
al-Qur’an, tentu tidak, Islam saja belum ada di zaman mereka. Tapi
mereka terkenal sebagai orang-orang yang bijak.
C. Tujuan Ilmu Akhlak
Setelah mengetahui defenisi dan dasar
Ilmu Akhlak, maka akan dibahas tujuan dari pada Ilmu Akhlak ini sendiri,
guna memberikan kejelasan lanjutan. Dalam hal ini, ada dua tujuan utama
Ilmu Akhlak, yaitu:
Dalam pembahasan Ilmu Akhlak dipaparkan
tentang hal-hal yang baik dan buruk, guna memahamkan kita dalam
bertingkah laku agar tidak salah mengambil langkah yang akan merugikan
diri sendiri, maupun orang lain dalam lingkungan bermasyarakat.
Pada dasarnya ada dua persoalan yang
dibicarakan, yaitu pemaparan tentang kebaikan dan keburukan. Namun
terdapat perbedaan, mepelajari kebaikan untuk mengerjakannya namun
mempelajari keburukan untuk meninggalkannya, serta memberikan
kecenderungan untuk berperilaku baik.
- Tujuan Ilmu Akhlak adalah untuk mencapai tujuan hidup yang ideal.
Setelah kita memahami tentang apa saja
yang baik dan yang buruk, maka secara naluri kita akan berusaha untuk
meninggalkan keburukan dan berusaha menuju kepada kebaikan. Karena apa
yang ditawarkan oleh Ilmu Akhlak adalah sebuah peta perjalanan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari kita.
Mungkin ada sebuah jalan yang bisa ditempuh dan mengantarkan kita kepada tujuan akhir kita, yaitu untuk mencapai kebahagian.
Namun tidak ideal untuk dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman. Dengan
adanya Ilmu Akhlak maka jalan yang seharusnya ditempuh dengan begitu
rumit dan menjelemet, akan terasa nyaman dan penuh dengan kedamaian,
karena konsep ideal dari Ilmu Akhlak.